Pendidikan bagi sebagian orang adalah hal yang murah dan mudah, karena kondisi ekonomi mereka sangat berkecukupan. Namun bagi sebagian yang lain, menyekolahkan anak merupakan hal yang mahal dan sulit. Pasalnya, dana yang dibutuhkan oleh orang tua agar anaknya bisa mengenyam pendidikan tidaklah kecil.
Hal ini dialami juga oleh segolongan orang yang memiliki profesi sebagai tukang becak. Saat tim dari yayasan melakukan survey ke beberapa sekolah untuk mengadakan program ini, kesulitan utama adalah tidak spesifikasinya data pekerjaan orang tua dari siswa. Selain itu, jarang siswa yang memberikan data pada sekolah serta menyatakan bahwa orang tua mereka berprofesi sebagai pengayuh becak.
Alhamdulillah, setelah melakukan survey selama 2 pekan didapatkanlah data siswa-siswi yang memiliki orang tua pengayuh Becak. Dari data tersebut, sekira 35 orang menjadi target utama Yayasan dalam menyalurkan dana program Beas sapetak.
Mengayuh Becak untuk mengucapkan terimakasih
Kejadian yang membuat haru saat program ini diluncurkan adalah, datangnya satu keluarga dengan mengayuh becak ke sekretariat yayasan. Ketika ditanyakan dari mana Bapak mengayuh Becak, Bapak (sukirman-nama samaran) beserta istri dan dua anak menyertainya mengungkapkan ”saya dari daerah Metro” salah satu lokasi jalan yang ada di kota Bandung. Beliau datang bersama keluarga sejauh kurang lebih 5 KM dengan mengayuh becak, untuk mengucapkan terimakasih kepada donatur atas bantuan yang sudah diberikan kepada anaknya. (ate)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar